cookieOptions = {...}; Flu Babi (Swine Flu) | Animal Concern

Sunday, November 16, 2014

Flu Babi (Swine Flu)

Flu babi pertama kali diusulkan menjadi penyakit yang berhubungan dengan flu manusia selama pandemi flu 1918 , ketika babi menjadi sakit pada saat yang sama sebagai manusia. Identifikasi pertama dari sebuah virus influenza sebagai penyebab penyakit pada babi terjadi sekitar sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1930. Dan menjadi pada tahun 2009 virus ini mencapai popularitas tertingginya.
Pada 1918 penyakit yang disebabkan oleh virus H1N1 ini menewaskan 50 -100 juta orang di seluruh dunia. Sedangakan tahun 1976 wabah ini muncul di AS tepatnya 5 Februari 1976, menulari tentara Amerika Serikat di Fort Dix dengan gejalan kelelahan dan lemah. Kemudian meninggal pada hari berikutnya sedangkan yang lainnya dirawat di rumah sakit dan meninggal dua minggu kemudian. Lalu tidak ada laporan sampai tahun 1968, ketika strain H1N1 unggas terinfeksi manusia lagi; saat ini virus H2N2 bertemu dengan ketegangan, dan reassortment berasal virus H3N2 regangan. Strain ini tetap sebagai strain flu yang stabil sampai sekarang.
Sedangakan tahun 2007 wabah ini menyerang babi diFilipina dengan tingkat kematian kurang dari 10% untuk flu babi, kecuali ada komplikasi seperti hog kolera. Dan 2009 di Irlandia Utara menjangkiti babi dilaporkan menyebabkan kematian
Asal filogenetik virus flu yang dari virus flu pada tahun 1918, virus leluhur berasal dari burung, menginfeksi berbagai spesies dan manusia. Flu babi telah dilaporkan berkali-kali sebagai zoonosis pada manusia, distribusinya terbatas. Galur virus ini diperkirakan sebagai mutasi empat galur virus influenza A subtipe H1N1. Virus ini berbentuk seperti bola yang tebungkus. Lapisan luarnya terdiri dari lapisan lipid dan terdapat paku- paku yang terdiri dari protein (glikoprotein yang yang terikat dengan gula) yang terdiri dari protein yang terkait dengan gula - dikenal sebagai HA (hemaglutinin) dan NA (neuraminidase). Protein ini berperan dalam subtipe virus influenza. HA dan NA berperan dalam respon kekebalan terhadap virus. Protein NA adalah target dari antivirus Relenza dan Tamiflu. Dan protein dalam membran lipid, M2, merupakan target dari antivirus adamantanes amantadine dan rimantadine .

Penularan
Penularan antar babi terjadi melalui kontak langsung antar hewan yang terinfeksi dan tidak terinfeksi. Hal ini terjadi umumnya selama transportasi hewan. Penernakan babi juga dapat meningkatkan risiko penularan, karena babi yang dibesarkan dalam jarak yang sangat dekat satu sama lain. Transfer langsung virus kemungkinan saat babi menyentuh hidung, atau melalui lendir, melalui aerosol yang dihasilkan oleh babi batuk atau bersin juga merupakan sarana penting infeksi. Virus ini biasanya menyebar dengan cepat melalui kawanan, menginfeksi semua babi hanya dalam beberapa hari. Penularan juga dapat terjadi melalui hewan liar.
 Penularan ke manusia pada orang yang bekerja yang berhubungan dengan unggas dan babi, apalaginsecara intens di sekitar hewan ini, meningkatkan resiko zoonosis. Sehingga sangat penting vaksinasi dari para pekerja ini terhadap influenza dan pengawasan untuk strain influenza baru di antara populasi ini karena itu mungkin menjadi ukuran kesehatan masyarakat yang penting. Profesi lain yang beresiko adalah dokter hewan dan pemotong daging serta pengolahannnya.

Gejala utama
Pada babi yang terjangkit influenza gejalanya demam, lesu, bersin, batuk, sulit bernafas dan nafsu makan menurun. Dalam beberapa kasus infeksi dapat menyebabkan aborsi . Meskipun angka kematian biasanya rendah (sekitar 1-4%), virus dapat menghasilkan penurunan berat badan dan pertumbuhan yang buruk , menyebabkan kerugian ekonomi bagi para petani. Babi terinfeksi dapat kehilangan hingga 12 pon berat badan selama tiga untuk periode empat minggu. Wabah ini pada babi sering terjadi dan menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan di industri.
Pada manusia gejala-gejala ini tidak spesifik untuk flu babi, diagnosis flu babi tidak dapat ditegakkan hanya dari gejala, tetapi dibutuhkan anamnesisnya. Penyebab paling umum kematian adalah kegagalan pernapasan, lalu pneumonia (menyebabkan sepsis), demam tinggi (menyebabkan masalah neurologis), dehidrasi (dari muntah yang berlebihan dan diare ), ketidakseimbangan elektrolit dan gagal ginjal . Kematian tertinggiadalah  anak-anak dan orang tua.

Diagnosis
Dapat dilakukan dengan PCR untuk mendiagnosis H1N1. Dengan mengumpulkan cairan oral atau nasal dan pembiakan virus RNA. Metode ini memungkinkan diagnosis spesifik terhadap influenza H1N1.

Pencegahan
Pencegahan flu babi memiliki tiga komponen: pencegahan pada babi, pencegahan penularan ke manusia, dan pencegahan penyebarannya diantara manusia. Untuk metode mencegah penyebaran influenza antara babi termasuk manajemen fasilitas, manajemen kawanan, dan vaksinasi (ATCvet code: QI09 AA03). Karena banyak penyakit dan kematian terkait dengan flu babi melibatkan infeksi sekunder oleh patogen lain, strategi pengendalian yang mengandalkan vaksinasi mungkin tidak cukup.
Pengendalian flu babi dengan vaksinasi telah menjadi lebih sulit dalam beberapa dekade terakhir, karena evolusi dari virus telah menghasilkan respon yang tidak konsisten terhadap vaksin lama. Sehingga perlu desinfeksi dan pengaturan suhu lingkungan untuk mengendalikan virus di lingkungan. Virus ini dapat bertahan pada babi pembawa sehat sampai tiga bulan.
Pencegahan penularan flu babi ke manusia dengan menggunakan vaksin pada babi untuk membatasi penularan infeksi dari babi ke manusia. Faktor risiko yang dapat menyebabkan penularan babi ke manusia termasuk merokok dan, terutama jika tidak memakai sarung tangan ketika kontak dengan hewan yang sakit, sehingga meningkatkan kemungkinan selanjutnya tangan-ke-mata, tangan ke hidung atau tangan-ke-mulut.
 Pencegahan penularan dari manusia ke manusia. Karena influenza menyebar antar manusia ketika orang yang batuk atau bersin, maka orang lain menghirup virus atau menyentuh sesuatu dengan virus di atasnya dan kemudian menyentuh wajah mereka sendiri. Flu babi tidak dapat menyebar melalui produk-produk babi, karena virus ini tidak menular melalui makanan. Gejala flu babi pada manusia berupa sakit lima hari pertama, namun tidak semua orang, paling sering anak-anak, bertahan sampai sepuluh hari. Diagnosis dapat dibuat dengan mengirimkan spesimen, yang dikumpulkan selama lima hari pertama, untuk analisis.
Rekomendasi untuk mencegah penyebaran virus diantara manusia dapat dilakukan dengan menggunakan standar hgienisasi, yang meliputi sering mencuci tangan dengan sabun dan air atau alkohol terutama setelah keluar di depan umum. Penularan juga dapat dikurangi dengan penggunaan desinfektan pada rumah tangga, dengan larutan klorin encer.
Influenza dapat menyebar melalui batuk atau bersin, sehingga perlu mewaspadai orang yang memiliki gejala seperti flu, seperti demam mendadak, batuk atau nyeri otot, dan harus berobat. Lalu jaga jarak dari orang yang kemungkinan terinfeksi,

Pengobatan
Pada babi dengan perawatan suportif.  Sebaiknya, upaya difokuskan pada pencegahan penyebaran virus di seluruh peternakan, atau pertanian lainnya. Vaksinasi dan hewan teknik manajemen yang sanat penting dalam upaya ini. Antibiotik dapat digunakan untuk mengobati meskipun mereka tidak berpengaruh terhadap virus influenza namun membantu mencegah bakteri pneumonia dan infeksi sekunder.
Pada manusia untuk pengobatan menggunakan obat antivirus. Selain antivirus juga diperlukan perawatan suportif di rumah atau di rumah sakit untuk pengendalian demam, mengurangi rasa sakit, menjaga keseimbangan cairan, serta mengidentifikasi dan mengobati setiap infeksi sekunder atau masalah medis lainnya.

Wabah Flu babi di Indonesia
Hingga 13 Juli 2009 di Indonesia sudah terdapat 86 kasus flu babi positif di indonesia terdiri dari 52 laki-laki 34 perempuan yaitu, 24 juni (2 kasus), 29 juni (6 kasus), 4 juli (12 kasus), 7 juli (8 kasus), 9 juli (24 kasus), 12 juli (12 kasus).

Source: Wikipedia


 

Owner

Unknown
locked
View my complete profile

Followers